Judul
:MERAH DAN PUTIH
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Naskah ini
sebelumnya saya bawakan pada tahun 2015 sebagai final mata kuliah dasar-dsar
teater, saya memberi nama naskah ini dengan judul merah dan putih agar
menyamarkan nama antara umat kristenisiasi dan islam, menyinggung masalah agama
memang sangat sensitif sehingga adanya konflik saat ingin membawakan naskah
ini. Saya mengangkat naskah teater realis ini karena ingin lebih memperdalam
terlebih dahulu mengenai teater realis sebelum mempelajari teater non realis.
Saya membumbui naskah ini dengan peristiwa percintaan ditengah tragedy yang
sangat menegangkan, disinilah sisi kemanusiaan dari setiap tokoh akan
dimainkan.
Naskah merah
putih merupakan naskah yang menceritakan
tentang tragedi poso pada tahun 2000, pada masa itu peristiwa ini sangat
membekas dikalangan masyarakat poso yang bermukim di wilayah tersebut, banyak
masyarakat yang berpindah tempat namun adapula yang tetap mempertahankan
wilayahnya tersebut,kota poso termaksud kota yang berpenghasilan sumber daya
yang cukup subur, tanaman dan pohon karet yang menjadi salah satu sumber yang
cukup mengjanjikan tersebut membuat kota poso menjadi kota incaran para
pendatang, tidak semua yang bermukim di wilayah poso adalah penduduk asli poso,
saya mendapatkan hasil cerita ini dari sumber terpercaya yaitu penduduk poso
langsung yang saya wawancarai Pada masa tragedy poso tahun 2000 banyak para
wanita nya yang menjadi janda karena di tinggal oleh suaminya untuk ikut
berperang. Pada masa peperangan
berlangsung banyak rumah-rumah yang dibakar dan dihancurkan, tidak hanya itu
mesjid dan gereja yang di jadikan sebagai tempat perlindungan juga ikut
dihancurkan, lebih tragis lagi pada masa itu banyak wanita yang diperkosa dan
dibunuh paksa walau dalam kedaan hamilpun,dan lebih parahnya pada masa itu
banyak yang di bakar hidup-hidup dan disaksikan oleh masyarakat, kepala di
penggal dari tubuhnya sehingga dinamakan kota ini sebagai kota mayat tanpa
kepala.
Naskah ini
memiliki 4 karakter, sesuatu hal yang coba saya ciptakan dalam naskah ini yaitu
saya mencoba haidrkan peristiwa atau adenga Diana adanya seorang umat Kristiani
yang jatuh cinta pada umat islam seperti yang saya jelaskan sebelumnya, dalam hal
ini karakternya saya simbolkan sebagai merah yang jatuh cinta kepada putih,
namanya Anthony dan hayati. Ia bertemu pada saat petang hari pada saat
peperangan itu terjadi, Anthony menyelundup masuk kerumah hayati yang tinggal
sendiri dirumahnya, ia adalah janda yang ditinggal oleh suaminya yang ikut
berperang namun na-as suaminya meninggal pada saat bertempur dan ia mati jihad
dijalan allah karena ingin melindungi mesjid yang ia tempati tersebut. Kalau
diperhatikan, naskah ini terlalu mennceritakan tentang putih yang diserang oleh
merah pada masa itu pada tanggal 22 mei 2000, alasan kuatnya yaitu merah ingin
menjadikan kota poso sebagai pusat kristenisiasi di kota poso tersebut. Sebagai
penengah agar naskah ini tidak terlalu berat sebelah, saya akan memainkan
adegan di bagian percintaannya agar ada penjelasan bahwa merah dan putih sama
beratnya. Tokoh Anthony pada naskah ini sebagai orang yang patuh pada sang
atasan untuk menyerang dari tentena ke kota poso.
Berdasarkan latar belakang diatas kami
akan menyajikan naskah merah dan putih ini dengan menggambarkan karakter yang
disorotkan lampu ke wajahnya dan bercerita tentang dirinya masing-masing pada awal
pertunjukan dengan tema tragedy poso.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di
atas, masalah yang akan ditelusuri adalah bagaimana penggarapan dari
Naskah MERAH DAN PUTIH karya Putri
Amelia dengan fokus pada beberapa hal berikut;
1.
Bagaiamana struktur
dalam pertunjukan Teater dalam naskah Merah dan Putih karya Putri Amelia
produksi teater kampus
2.
Bagaimana tekstur dalam pertunjukan Teate dalam
naskah Merah dan Putih karya Putri Amelia produksi teater kampus
C.
Tujuan Penelitian
1. Mendiskripsikan
konsep pertunjukan naskah merah dan putih oleh casting XXII TERKAM FSD UNM.
2. Mendiskripsikan
bentuk pertunjukan merah dan putih oleh casting XXII TERKAM FSD UNM.
D.
Manfaat
Penulisan
Manfaat penulisan
laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar – besarnya, yaitu
antara lain :
a. Sebagai
prasyarat dalam pencapaian nomor registrasi anggota (NRA) Teater Kampus FSD
UNM.
b. Sebagai
media pelatihan keterampilan dalam menulis.
c. Sebagai
sarana pembelajaran dalam mengapresiasi pertunjukan teater dalam bentuk
tulisan.
E. Sisematika Penulisan
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
D.
Manfaat Penulisan
E.
Sistematika
Penulisan
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A.
Teater
B.
Teater
Realis
C.
Sutradara
D.
Artistik
E.
Seni Peran
Kerangka Pikir
III. KONSEP
PENGGARAPAN NASKAH MERAH DAN
PUTIH
A.
Judul Naskah
B.
Sinopsis Naskah
C.
Sutradara
D.
Aktor
E.
Penata musik
F.
Penata
artistik
G.
Penata kostum
H.
Tema
I.
Premis
J.
Bentuk teater
K.
Konsep penyutradaraan
L.
Tokoh dan karakter
M.
Konsep tata pentas
N.
Kostum dan rias
O.
Konsep musik pengiring
P.
Konsep lighthing/cahaya
DAFTAR PUSTAKA
II.
Tinjauan
Pustaka Dan Kerangka Pikir
A. Teater
Berdasarkan makna dan penggunaan kata teater tersebut, Cohen (1983) menyebutkan bahwa teater adalah “wadah kerja
artistic dengan actor menghidupkan tokoh, tidak di rekam tetapi langsung dari naskah” .Defisi ini tidaklah
baku bagi kata teater, tetapi hanya salah satu kemungkinan yang mampu
dipikirkan tentang kriteria dalam pertunjukan teater. Apabila diperinci
definisi teater tersebut, maka akan
terdapat 6 wilayah pengertian didalamnya :
1. Teater adalah kerja
2. Teater adalah kerja seni
3. Teater
adalah wadah actor menghidupkan tokoh.
4. Teater
adalah pertunjukan
5. Teater
adalah pertunjukan langsung
6. Teater
terkait dengan naskah tulisan
B.
Teater Realis
Semenjak
tahun 1850-an yang dianggap sebagai masa realism awal, teater realis memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Sesuatu
tidak boleh diperindah atau diperburuk dari keadaan yang sebenarnya. Adanya
persoalan yang amoral dan dekadensi moral di tengah masyarakat yang terungkap
di permukaan justru menunjukkan kebenaran. Usaha untuk menutupinya justru
menunjukkan sikap moral.
2. Apabila
pembaca atau penonton tidak menyetujui ungkapan itu, justru merekalah yang
harus diperbaiki. Seniman bertanggung jawab untuk menyampaikannya ke permukaan
tanpa berusaha menutupi kebenaran yang terjadi di sekitarnya.
3. Visualisasi
realisme menolak gagasan Theophile Gautier tentang I’art pour I’art karena
visualisasi seharusnya digunakan untuk menunjukkan kepentingan masyarakat.
4. Bentuk
dramatik naskah menunjukkan bentuk well made play yang dikembangkan oleh Eugene
scribe (1971-1861)
C. Sutradara
Sutradara
adalah seseorang yang mengkordinir segala unsur-unsur dengan paham, kecakapan,
serta daya khayal yang inteligen sehingga mencapai suatu pertunjukan yang
berhasil. Kemunculan seorang sutradara dan penyutradaraannya di kenal sebagai
bukti konkret peristiwa social, politik, dan budaya yang berlansung.
Cohen
(1983) mengatakan bahwa sebenarnya kerja penyutradaraan telah ada seiring
dengan kemunculan teater, namun tidak ada seseorang yang di anggap sebagai
sutradara seperti istilah yang sekarang kita miliki. Chone membuat beberapa
kreteria tentang sutradara dan penyutradaraan berdasarkan kesejarahan
penyutradaraan di antaranya
1. Sutradara Guru
Di
awal kemunculan teater dan beberapa waktu sesudahnya, kerja penyutradaraan
dianggap sebagai bentuk pengajaran atau pendidik.
2. Sutradara realisme
Menjelang akhir abad 19
muncul beberapa sutradara yang mempelajari kembali berbagai konvensi
pertunjukan teater dengan usaha yang lebih keras dan dengan berbagai cara
membuatnya Nampak lebih keseharian.
1. Sutradara
stilisasi
Tahap ini merupakan
gabungan antara kerja penyutradaraan dengan penulisan nonrealis dalam rangka
menghasilkan pementasan stilisasi modern.
2.
Sutradara kontemporer
Renesans
yang dilontarkan Craig merupakan “abad sutradara” di mana fungsi penyutradaraan
dipandang dengan mapan sebagai sintesa antara teks, desain, dan acting yang
menjadi peristiwa teatrikal yang unik dan indah.
D.
Artistik
Tata
Artistik berisi tentang teori dan praktek tata artistik yang meliputi;
1. Tata
Rias
·
Pengertian Tata rias
Tata rias adalah seni menggunakan bahan – bahan
kosmetik untuk mewujudkan wajah peranan. Terwujudnya wajah harus dipandang dari
sudut manapun.
·
Fungsi Tata Rias
Fungsi rias
ialah memberikan bantuan dengan jalan memberikan dandanan atau
perubahan-perubahan pada para pemain hingga terbentuk dunia panggung dengan
suasana yang kena dan wajar.
·
Kegunaa rias
dalam seni teater
Ø Merias tubuh
manusia artinya mengubah yang alamiah ( nature ) menjadi yang budaya ( culture
) dengan prinsip mendapatkan daya guna yang tepat. Bedanya dengan beauty
make-up ialah, beauty make-up mengubah yang jelek menjadi baik, sedangkan rias
teater mengubah nature menjadi culture.
Ø Mengatasi
efek tata lampu yang kuat
Ø Membuat
wajah dan kepala sesuai dengan peranan yang dihendaki.
·
Jenis Tata Rias
Rias dapat dibedakan atas delapan macam :
Ø Rias Jenis
Rias jenis dilakukan bila perias harus mengubah
seorang laki – laki menjadi wanita atau sebaliknya.
Ø Rias bangsa
Rias bangsa terjadi bila misalnya
pemain bangsa Indonesia harus melakukan peranan sebagai seorang Inggris. Untuk
ini diperlukan pengetahuan tentang berbagai sifat bangsa-bangsa, tipe dan
wataknya, agar pemangguan bisa kena.
Ø Rias Usia
Rias usia misalnya mengubah seorang pemuda menjadi kakek tua. Untuk itu
diperlukan pengetahuan mengenai anatomi manusia dari berbagai umur.
Ø Rias Tokoh
Rias Tokoh amat sukar dilaksanakan. Memang ada hubungan antara bentuk luar
dan watak seseorang, tetapi pedoman itu sukar dipegang oleh seniman rias. Maka
leih jelas kalau pengertian rias watak digabungkan dengan rias tokoh. Sebab di
dalam masyarakat orang dapat membedakan antara tokoh pelacur dan took ibu yang
salehm umpannya. Masing-masing jelas menunjukkan watak dan bentuk luar yang
berlainan.
Ø Rias watak
Baca
pada rias tokoh
Ø Rias
Temporal
Rias temporal ialah merias menurut perbedaan-perbedaan karena waktu.
Misalnya seorang bangunan tidur membutuhkan rias yang berbeda dengan orang yang
akan pergi ke pesta dan sebagainya.
Ø Rias aksen
Rias aksen hanya memberikan tekanan kepada pelaku yang sudah mendekati peranan yang akan
dimainkannya. Umpama nya seorang pemuda Jawa yang harus memainkan peranan
pemuda Jawa hanya membutuhkan rias rekan.
Ø Rias Lokal
Rias local ialah rias yang ditentukan oleh empat. Umpamanya rias seorang
narapidana di penjara akan berbeda dengan rias sesudah dia dilepaskan dari
penjara.
2. Tata busana
Kostum
pentas meliputi semua pakaian, sepatu, pakaian kepala, dan perlengkapan-perlengkapannya,
baik itu semua kelihatan atau tidak oleh penonton. Biasanya produksi – produksi
amatir memusatkan perhatian pada lapis luar kostum serta mengabaikan kaki dan pakaian-pakaian dalam. “
Pakaian-pakaian itu tidak akan berpengaruh”, demikian kata mereka. Akan tetapi
pernyataan itu bagi mrekea yang mahir dalam dunia teater tidak benar. Maka
sekarang akan kita analisis macam-macaam bagian kostum pentas berdasarkan
fungsi.
Agar kostum
pentas mempunyai efek yang diinginkan, kostum pentasharus menunaikan beberapa
fungsi tertentu :
·
Fungsi yang pertama dan paling penting ialah membantu
menghidupkan perwatakn pelaku. Artinya, sebelum dia berdialog, kostum sudah
menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya, kebangsaannya, status sosialnya,
kepribadiannya, suka dan tidak sukanya. Bahkan kostum dapat menunjukkan
hubungan psikologisnya dengan karakter-karakter yang lain.
·
Fungsi yang kedua untuk individualisasi peranan. Warna
dan gaya kostum dapat membedakan seseorang peranan dari peranan yang lain dan
dari setting serta latar belakang. Gaya suatu periode akan mempunyai
karakteristik-karakteristik yang sama menimbulkan duplikasi dan menontoni,
bukan individualisasi yang perlu bagi peranan.
·
Fungsi yang ketiga yaitu member fasilitas dan membantu
gerak pelaku. Pelaku harus dapat melaksanankan laku atau stage business yang
perlu bagi peranannya tanpa terintang oleh kostumnya. Kostum tidak hanya harus
menjadi bantu bagi para pelaku, tetapi juga menambah efek visual gerak,
menambah indah dan menyenangkan setiap posisi yang diambil pelaku setiap saat.
Hal ini sebagian besar bergantung pada temperamen dan kerja sama antara pelaku
dan perencana. Pelaku yang pandai dan cukup latihan biasanya dapat menguasai
pakaian yang sulit pun jika pakaian itu membantu efek visual produksi
seluruhnya. Akan tetapi, bila stage business meminta pelaku agar jungkir balik
dan melakukan gerak-gerak akrobatik
lainnya yang sukar-sukar, maka kostum harus direncanakan hingga tidak merupakan
rintangan.
3. Tata Cahaya
Menerangi dan menyinari
pentas dan actor, Menerangi adalah cara menggunakan lampu sekedar untuk member
terang, melenyapkan gelap. Penggunaan lampu seperti ini disebut general
illumination. Dengan general illumination itu seluruh pentas, benda-benda
penting maupun yang tidak penting, diterangi secara merata. Para penonton itu
perlu bisa melihat karena antara melihat dan mendengar itu ada korelasi, dan
apa yamg tidak dilihat oleh penonton dirasa tidak didengar.
Menyinari adalah
cara penggunaan lampu untuk membuat bagian-bagian pentas sesuai dengan keadaan
dramatic lakon. Penggunaan lampu seperti ini disebut specific illumination.
Dengan spisifik illumination ini perhatian dipusatkan pada suatu tempat di
pentas, dan tempat-tempat lain menjadi kurang penting. Dengan penyinaraan ini
efek dramatic dan pictorial bertambah.
4. Tata Panggung
Tata panggung disebut juga dengan istilah scenery
(tata dekorasi). Gambaran tempat kejadian lakon diwujudkan oleh tata panggung
dalam pementasan. Tidak hanya sekedar dekorasi (hiasan) semata, tetapi segala
tata letak perabot atau piranti yang akan digunakan oleh aktor disediakan oleh
penata panggung. Penataan panggung disesuaikan dengan tuntutan cerita, kehendak
artistik sutradara, dan panggung tempat pementasan dilaksanakan. Oleh karena
itu, sebelum melaksanakan penataan panggung seorang penata panggung perlu mempelajari
panggung pertunjukan.
·
Jenis-Jenis Panggung
Panggung
adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara kerja
penulis lakon, sutradara, dan actor ditampilkan di hadapan penonton. Di atas
panggung inilah semua laku lakon disajikan dengan maksud agar penonton
menangkap maksud cerita yang ditampilkan. Untuk menyampaikan maksud tersebut
pekerja teater mengolah dan menata panggung sedemikian rupa untuk mencapai maksud
yang dinginkan. Seperti telah disebutkan di atas bahwa banyak sekali jenis
panggung tetapi dewasa ini hanya tiga jenis panggung yang sering digunakan.
Ketiganya adalah panggung proscenium, panggung thrust, dan
panggung arena. Dengan memahami bentuk dari masingmasing panggung inilah,
penata panggung dapat merancangkan karyanya berdasar lakon yang akan disajikan
dengan baik.
o Arena
Panggung arena adalah panggung yang penontonnya
melingkar atau duduk mengelilingi panggung (Gb.274). Penonton sangat dekat sekali
dengan pemain. Agar semua pemain dapat terlihat dari setiap sisi maka
penggunaan set dekor berupa bangunan tertutup vertikal tidakdiperbolehkan
karena dapat menghalangi pandangan penonton. Karena bentuknya yang dikelilingi
oleh penonton, maka penata panggung dituntut kreativitasnya untuk mewujudkan
set dekor. Segala perabot yang digunakan dalam panggung arena harus benar-benar
dipertimbangkan dan dicermati secara hati-hati baik bentuk, ukuran, dan
penempatannya. Semua ditata agar enak dipandang dari berbagai sisi. Panggung
arena biasanya dibuat secara terbuka (tanpa atap) dan tertutup. Inti dari
pangung arena baik terbuka atau tertutup adalah mendekatkan penonton dengan
pemain. Kedekatan jarak ini membawa konsekuensi artistik tersendiri baik bagi
pemain dan (terutama) tata panggung. Karena jaraknya yang dekat, detil perabot
yang diletakkan di atas panggung harus benar-benar sempurna sebab jika tidak
maka cacat sedikit saja akan nampak. Misalnya, di atas panggung diletakkan
kursi dan meja berukir. Jika bentuk ukiran yang ditampilkan tidak Nampak sempurna
- berbeda satu dengan yang lain - maka penonton akan dengan mudah melihatnya.
Hal ini mempengaruhi nilai artistic pementasan.
o
Proscenium
Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai
panggung bingkai karena penonton menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah
bingkai atau lengkung proscenium (proscenium arch). Bingkai yang
dipasangi layar atau gorden inilah yang memisahkan wilayah acting npemain
dengan penonton yang menyaksikan pertunjukan dari satu arah Dengan pemisahan
ini maka pergantian tata panggung dapat dilakukan tanpa sepengetahuan penonton.
Panggung proscenium sudah lama digunakan dalam dunia teater.Jarak yang
sengaja diciptakan untuk memisahkan pemain dan penonton ini dapat digunakan
untuk menyajikan cerita seperti apa adanya. Aktor dapat bermain dengan leluasa
seolah-olah tidak ada penonton yang hadir melihatnya. Pemisahan ini dapat
membantu efek artistik yang dinginkan terutama dalam gaya realisme yang
menghendaki lakon seolah-olah benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata
o
Thrust
Panggung thrust seperti panggung proscenium
tetapi dua per tiga bagian depannya menjorok ke arah penonton. Pada bagian
depan yang menjorok ini penonton dapat duduk di sisi kanan dan kiri panggung Panggung
thrust nampak seperti gabungan antara panggung arena dan proscenium.
Dalam perancangan tata panggung selain
mempertimbangkan jenis panggung yang akan digunakan ada beberapa elemen
komposisi yang perlu diperhatikan. Sebelum menjelaskan semua itu, fungsi tata panggung
perlu dibahas terlebih dahulu. Selain merencanakan gambar dekor, penata
panggung juga bertanggungjawab terhadap segala perabot yang digunakan. Karena
keseluruhan objek yang ada di atas panggung dan digunakan oleh aktor membentuk
satu lukisan secara menyeluruh. Perabot dan piranti sangat penting dalam
mencipta lukisan panggung, terutama pada panggung arena dimana lukisan dekor
atau bentuk bangunan vertikal tertutup seperti dinding atau kamar (karena akan menghalangi
pandangan sebagian penonton) tidak memungkinkan diletakkan di atas panggung.
Tata perabot kemudian menjadi unsure pokok pada tata panggung arena.
Unsur-unsur ini ditata sedemikian rupa sehingga bisa memberikan gambaran
lengkap yang berfungsi untuk menjelaskan suasana dan semangat lakon, periode
sejarah lakon, lokasi kejadian, status karakter peran, dan musim dalam tahun
dimana lakon dilangsungkan.
III.
Konsep penggarapan
A.
Judul Naskah
MERAH DAN PUTIH
Karya Putri Amelia
B.
Synopsis Naskah
Pada Tgl 22
Mei 2000 tepatnya di Kota Poso, terjadi tragedy pembantaian antara umat Kristen
dan umat islam, yang dulu di kenal sebagai Merah dan utih. Adanya propokator atau penyebar
isyu-isyu yang tidak jelas oleh propokator ersebut sehingga terjadinya tragedy
tersebut, merah membantai putih karena ingin mengambil seluruh lahan di kota
poso yang berniat ingin menjadikannya pusat kristenisasi di Kota Poso .
Pada malam
itu masyarakat Islam berjaga-jaga membuat pos-pos kewaspadaan untuk menghindari
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Namun pada saat sang fajar mulai
terbit, adzan subuhpun berkomandang tiba-tiba masyarakat Kristen masuk ke
gerbang wilayah poso dan memusnahkan para umat islam, para sang lelaki wajib
bertempur membentengi lahannya. Pada saat kejadiaan itu banyak yang tewas, dan
banyak yang menjadi janda akhirnya karena pada tragedy itu banyak wanita yang
dipaksa menggurkan kandungannya dan diperkosa.
Namun ada
salah satu masyarakat merah yang jatuh hati pada janda masyarakat putih karena
memiliki hati yang lembut, iklas, dan sabar .Setelah beberapa bulan kemudian
tragedy tersebut telah usai, Salah satu masyarakat merah tersebut berniat
melamar wanita tersebut, namun ada konflik yang terjadi sehingga wanita
tersebut terkena imbasnya dan meninggali.
C. Sutradara
Putri Amelia
D. Aktor
Wiwi Syam
Alfira Audhyati
Tjenre
Alfian Junaid
Muhammad Adnan
E. Penata
Musik
Syamsul Bahri
Aan Al-mursalaat
F. Penata
Artistik
a. Penata
set/Property
Rahmat
b. Penata
Lighting
Imran
G.Penata
Kostum
Resky kumala sari
H. Tema
Tragedi Poso tahun 2000
I.
Bentuk Teater
Bentuk Teater
Realis
J.
Premis
Perlu kita sadari bahwa tidak semua kota memiliki pendapat rasa
aman yang sama tentang bagaimana kaumnya harus hidup di tengah masyarakat dan
kota yang bersiteruh. Kesalahan pehaman yang terjadi antara masyarakat pada
kota poso ini perlu di kaji letak permasalahannya.
K. Konsep
Penyutradaraan
Naskah
realis ini menggunakan alur maju,cerita
berkembang maju, Seperti
pada:
BABAK I
|
Di
daerah perkampungan, sedang berlangsung aktifitas masyarakat di suatu
pemukiman padat penduduk.
|
Dalam teater realis, hal yang menarik adalah realis
adalah sesuatu yang nyata. Segala sesuatu yang sama dengan realita. Seni adalah
ilmu pengetahuan. Aliran realis dalam seni, yakni ilmu yang mempelajari aliran,
gaya dan bentuk yang menghasilkan pertunjukan seperti hal dalam realita
kehidupan.
L. Tokoh
Dan Karakter
Hayati : seorang
perempuan muda usia 24 tahun, ia seorang janda karena ditinggal meninggal oleh
suaminya saat berperang. namun ia juga menggambarkan watak sabar dan cemas dan
menghadapi keadaan kota nya.
Anthony : Seorang
laki-laki berusia 27 tahun, ia seorang masyarakat biasa dari tentena yang
beragama Kristen dan memiliki ambisi untuk menjadikan kota poso pusat
kristenisasi. Namun ia juga memiliki karakter lembut terhadap seorang wanita
dan ia juga patuh pada atasan.
Alifah : Seorang
perempuan berusia 23 tahun, ia seorang masyarakat biasa yang sedang hamil.
Namun ia memiliki karakter yang kritis dan berani.
Idris : Seorang
laki-laki berusia 28 tahun, ia seorang masyarakat biasa yang memiliki karakter
pemberani dan ambisius.
M. Konsep
Tata Pentas
NO
|
Adegan
|
Property/set
|
1
|
Disaat masyarakat muslim kota poso dan sekitarnya sedang melakukan
rutinitas kesehariannya, tiba-tiba datang sang pemangku adat untuk memberika
informasi agar berwaspada dan berjaga-jaga, mereka juga membuat pos-pos
penjagaan membantu aparat setempat karerna ada nya isyu bahwa merah akan
berkunjung ke wilayahnya.
|
Pakaian
tahun 2000, Sapu yang dipakai, baskon untuk mencuci di pinggiran rumah,
cangkul untuk menanam padi, dan pos – pos penjagaan.
|
2
|
Sekitar pk. 21.00 malam : Pemda Poso mengeluarkan pengumuman melalui
mobil unit penerangan yang dikawal oleh mobil dinas camat Poso – Kota serta
mobil patroli polisi. Mengumumkan kepada segenap masyarakat muslim kota Poso
dan Sekitarya, bahwa berdasarkan laporan dari camat Pamona – Utara serta
polsek Pamona utara, tidak membenarkan
( membantah ) isyu adanya massa yang turun dari Tentena untuk menyerang warga
Muslim di Kota Poso.
|
Pakaian
tahun 2000, Parang yang digunakan untuk berjaga-jaga
|
3
|
Dalam embun yang dingin itu, dari bukit yang melingkari sebagian kota
Poso, ayam – ayam hutan mulai berkokok merdu dan lantang membangunkan warga
muslim disekitarnya untuk berwudhu dan menyembah Tuhan diwaktu subuh.
Terdengar suara kentongan yang
sengaja diketuk bertubi-tubi sebagai isyarat bahwa barisan sang angkara murka
telah memasuki pintu gerbang kota Poso.
Warga muslim yang masih gelagapan bingung dan sedikit panik,
dikarenakan ibadah tempur dan ibadah sholat datang pada waktu yang bersamaan.
|
Pakaian
tahun 2000, Kentongan untuk mengingatkan berita tersebut. Dan mukenah pada
saat mau beribadah subuh.
|
4
|
Umat Kristen menghancurkan rumah – rumah warga, membantai para
masyarakat muslim, dan memperkosa wara wanita di poso. Namun tiba-tiba aparat
merelai dan mengamankan belah kubu
sehingga sedikit meredahlah pertikaian namun tetap saling waspada dalam
kecemasan dua belah kubuh umat islam dan kristen.
|
Pakaian tahun 2000, Parang yang digunakan pada saat pembantaian.
|
5
|
Tiga bulan kemudian Nurhayati mendapati surat dari Anthony, dengan rasa
kaget dan bingung iya membacanya, ternyata Anthony berniat berkunjung ke
dusunnya. Namun kemudian diliat oleh saudara nya bernama Alifah, cekcokpun
terjadi diantaranya.
|
Pakaian tahun 2000, Surat
di simpan diatas meja, dan rumah .
|
6
|
Nurhayati yang didampingi oleh saudaranya bergegas menuju rumah
pemangku adat.
Namun di tengan perjalana terdapat konflik sehingga hayati tewas
terbunuh.
|
Pakaian tahun 2000, Selendang,
surat di atas meja. Dan balon yang diisi
dengan sirup merah.
|
N. Kostum
Dan Rias
Konsep
rias yang di gunakan dalam naskah “MERAH DAN PUTIH” Ini yakni menggunakan
pakaian yang menggambarkan profesi dizaman tahun 2000, namun dengan rias sesuai
dengan umurnya.
O. Konsep
Musik Pengiring
Dalam teater realis dalam naskah
MERAH DAN PUTIH music penguat suasana yang
digunakan pada awal suara efek keybord untuk memperkuat suasana perkampungan
pada awal adegan.Suara suara malam di wakili string keybord dan berapa alat
ilustrasi di gunakan untuk pengantar suasana ketegangan di malam yg gelap mewakili
suasana cemas pada adegan pemda poso yang mengabarkan bahwa tentena akan
menyerang ke kota poso. “Assalamualaikum,
mohon kepada para warga muslim kota poso dan sekitarnya karena adanya kabar
bahwa tetangga sebelah akan kembali membuat rusuh didusun kita, untuk menjaga
kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi mohon warga sekalian bersiap siaga
membuat pos – pos penjagaan dan membantu para aparat menjaga keamanan kota dan
para ibu serta perempuan marilah kita bersama anak – anak kita berlindung ke
mesjid dalam upaya mencari perlindungan kepada Allah swt. Taklupa kita juga
membawa sejadah dan Al-quran kita untuk beribadah ditempat yang suci tersebut.” Pada adegan 2 menjelaskan bahwa kabar
yang di beritakan hanyalah isyu-isyu yang tidak benar, di kabarkan melalui unit
patroli pemda poso. Music yang di pakai yaitu efek keybord memunculkan suara
patroli. Pada adegan 3 Terdengar suara
kentongan yang sengaja diketuk
bertubi-tubi sebagai isyarat bahwa barisan sang angkara murka telah memasuki
pintu gerbang kota Poso. “Bunyi apa itu? Apakah tetangga sebelah akan berkunjung
lagi ke sini ? Apakah kita akan ikut bertempur atau kita menjalankan ibadah
subuh ini ? Sungguh terlalu mereka ! Tak kenal waktu dan adab! “ Musik semakin
naik, Warga muslim yang masih gelagapan
bingung dan sedikit panik, dikarenakan ibadah tempur dan ibadah sholat datang
pada waktu yang bersamaan. Pada adegan 4
Umat Kristen menghancurkan rumah – rumah warga, membantai para masyarakat
muslim, dan memperkosa wara wanita di poso. Namun tiba-tiba aparat merelai dan
mengamankan belah kubu sehingga sedikit
meredahlah pertikaian namun tetap saling waspada dalam kecemasan dua belah
kubuh umat islam dan Kristen. Music keyboard semakin tinggi dan menegangkan di
berikan pula suara music gong. Adegan 5
Tiga bulan kemudian Nurhayati mendapati surat dari Anthony, dengan rasa kaget
dan bingung iya membacanya, ternyata Anthony berniat berkunjung ke dusunnya.
Namun kemudian diliat oleh saudara nya bernama Alifah, cekcokpun terjadi
diantaranya. Diberikan music hening dan suasana perkampungan, namun music naik
pada dialog “Apa!( Membaca surat )Kau ini sungguh terlalu Hayati, kau ingin
menemui orang – orang pembantai itu, tak ingatkah kau Hayatai? Siapa penyebab
suami kau meninggal ?Mereka !Orang yang tak berhati dan biadab itu. “ pada
adegan 6 terjadi klimaks dan ketegangan pada pertemuan Anthony dan Hayati yang
sedang jatuh cinta, namun tiba-tiba hayati tertikam oleh salah satu masyarakat
nya sendiri, dan suara alunan menyedihkan pada keyboard.
P.
Konsep Lighting
Lighthing yang akan digunakan pada pementasan ini berupa, spot dan hologen
lamp. Lighthing di gunakan untuk mengisi suasana dalam panggung. Konsep
lighthing untuk naskah ini yaitu :
a.
Saat suasana perkampungan yang damai dan aktifitas
para penduduk, diberikan lighting putih.
b.
Pada saat suasan
tegang dan pertempuran diberikan lighting merah.
c.
Lighting kembali berwarnah merah setelah hayati
terbunuh.
DAFTAR
PUSTAKA
A. Sumber
Tercetak
Harymadrwan,
RMA. 1988.dramaturgI. Bandung :PT Remaja Rosdakarya
Dra.
YudiaryaniI, M.A. 2002. Panggugteaterdunia.
Jogjakarta : SiNERGI
Eko
santoso,dkk.2008.Seniteaterutukperguruantengah..Jakarta:
Departemen pndidikan Agama
B.
Sumber Tidak Tercetak
(Di akses pada tanggal 17-08-2014)
(Di akses pada tanggal 17-08-1014)
(Di akses pada tanggal 17-08-1014)
(Di akses pada tanggal
17-08-1014)